IP ADDRESS Versi
4
IP Address merupakan
pengenal yang digunakan umtuk memberi alamat
pada tiap-tiap komputer dalam jaringan. Format IP
address adalah bilangan 32 bit yang tiap 8 bitnya dipisahkan oleh tanda titik.
Adapun format IP Address dapat berupa bentuk ‘biner’ (xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
dengan x merupakan bilangan biner). Atau dengan bentuk empat bilangan desimal
yang masing-masing dipisahkan oleh titik
bentuk ini dikenal dengan ‘dotted
decimal’ (xxx.xxx.xxx.xxx
adapun xxx merupakan nilai dari satu oktet/delapan bit).
Sebelumnya
dikenal cara-cara pembagian IP Address, dimana IP address (yang berjumlah
sekitar 4 milyar) dibagi kedalam lima kelas yakni:
Kelas A
Format :
0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit
pertama : 0
Panjang
NetID
: 8 bit
Panjang
HostID : 24 bit
Byte pertama : 0-127
Jumlah : 126 Kelas A (0 dan 127
dicadangkan)
Range IP : 1.xxx.xxx.xxx
sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP : 16.777.214 IP Address pada setiap Kelas
A
Dekripsi : Diberikan untuk jaringan dengan
jumlah host yang besar
Kelas B
Format :
10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit
pertama : 10
Panjang NetID : 16 bit
Panjang HostID : 16 bit
Byte
pertama : 128-191
Jumlah : 16.384 Kelas B
Range
IP : 128.0.xxx.xxx sampai
191.155.xxx.xxx
Jumlah IP : 65.532 IP Address pada setiap Kelas
B
Deskripsi : Dialokasikan untuk jaringan besar
dan sedang
Kelas C
Format :
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Bit
pertama : 110
Panjang
NetID : 24 bit
Panjang
HostID : 8 bit
Byte
pertama : 192-223
Jumlah : 2.097.152 Kelas C
Range
IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai
223.255.255.xxx
Jumlah IP : 254 IP Address pada
setiap Kelas C
Deskripsi : Digunakan untuk jaringan berukuran
kecil
Kelas D
Format : 1110mmmm.mmmmmmm. mmmmmmm.
mmmmmmm
Bit
pertama : 1110
Bit
multicast : 28 bit
Byte
inisial : 224-247
Deskripsi : Kelas D digunakan untuk keperluan
IP multicasting (RFC 1112)
Kelas E
Format : 1111rrrr.rrrrrrrr. rrrrrrrr.
rrrrrrrr
Bit
pertama : 1111
Bit
cadangan : 28 bit
Byte
inisial : 248-255
Deskripsi : Kelas E dicadangkan untuk keperluan
eksperimental.
Saat ini dikenal juga cara pengalokasian IP Address dalam notasi Classless
Inter Domain Routing (CIDR) (network/mask). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang
menunjuk suatu jaringan secara lebih
spesifik yakni: Network Prefix. Biasanya dalam menuliskan network
prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) “/”, diikuti dengan angka yang
menunjukan panjang network prefix ini dalam bit.
Misalnya, ketika
menuliskan network kelas A dengan alokasi IP 12.xxx.xxx.xxx, network prefixnya
dituliskan sebagai 12/8. Angka 8 menunjukan notasi CIDR yang merupakan jumlah
bit yang digunakan oleh network prefix, yang berarti netmask-nya 255.0.0.0
dengan jumlah maksimum host pada jaringan sebanyak 16.777.214 node. Contoh lain
untuk menunjukan suatu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan: 167.205/18.
Angka 18 merupakan notasi CIDR, yang berarti netmask yang digunakan pada
jaringan ini adalah 255.255.192.0 dengan jumlah maksimum host pada jaringan
sebanyak 16.382 node.
1.
Pengalokasian IP address
IP Address
terdiri atas dua bagian yaitu
network ID dan
host ID. Network ID menunjukkan nomor network, sedangkan host ID mengidentifkasikan
host dalam satu network. Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dan host ID yang tepat untuk suatu jaringan.
Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address
se-efisien mungkin.
Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang
hendak digunakan. Aturan tersebut adalah :
v
Network ID 127.0.0.1 tidak dapat digunakan karena ia secara
default digunakan dalam keperluan ‘loop-back’. (‘Loop-Back’ adalah
IP address yang digunakan komputer
untuk menunjukan dirinya sendiri).
v
Host ID tidak
boleh semua bitnya diset 1 (contoh klas A: 126.255.255.255), karena akan
diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili
seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paket
ini didengarkan oleh seluruh anggota network tersebut.
v
Network ID
dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit diset 0 seperti 0.0.0.0),
Karena IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat
network adalah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan, dan tidak
menunjukan suatu host.
v
Host ID harus
unik dalam suatu network (dalam satu network, tidak boleh ada dua host dengan
host ID yang sama).
Aturan lain yang menjadi panduan network engineering
dalam menetapkan IP Address yang dipergunakan dalam jaringan lokal adalah
sebagai berikut:
0.0.0.0/8 à 0.0.0.1 s.d.
0.255.255.254 Hosts/Net: 16.777.214
10.0.0.0/8 à 10.0.0.1 s.d. 10.255.255.254
Hosts/Net: 16.777.214
127.0.0.0/8 à 127.0.0.1 s.d. 127.255.255.254 Hosts/Net:
16.777.214
172.16.0.0/12 à
172.16.0.1 s.d.172.31.255.254 Hosts/Net: 1.048.574 (Private Internet)
192.0.2.0/24 à 192.0.2.1 s.d.
192.0.2.254 Hosts/Net: 254
192.168.0.0/16à
192.168.0.1 s.d.192.168.255.254 Hosts/Net: 65.534 (Private
Internet)
169.254.0.0/16à
169.254.0.1 s.d.169.254.255.254
Hosts/Net: 65.534
dan semua space dari klas D dan
E dapat digunakan untuk IP Address local area network, karena
IP ini tidak digunakan (di publish) di internet.
IP address, subnet mask,
broadcast address merupakan dasar
dari teknik routing di Internet. Untuk memahami ini semua
kemampuan matematika khususnya matematika boolean, atau matematika
binary akan sangat membantu memahami konsep routing Internet.
Mungkin pertanyaan seperti
berikut pernah akan terlontar oleh anda:
v
Mengapa kita memilih
IP address 192.168.1.5?
v Mengapa
subnet mask yang digunakan
255.255.255.0?
v
Mengapa bukan angka
lain?
v
Mengapa network address 172.16.0.0?
v
Mengapa broadcast address-nya
202.159.32.15?
v
Bagaimana menentukan semua
alamat-alamat tersebut? dan sebagainya.
Hal tersebut yang akan coba dijelaskan secara sederhana dalam uraian berikut,
anda bisa juga mencobanya dengan komputer dirumah atau di
rental. Alat bantu yang dibutuhkan cuma
(calculator scientific).
Untuk memudahkan kehidupan
anda, ada baiknya memanfaatkan teknologi secara maksimal (jangan sampai gaptec J), contohnya menggunakan fasilitas kalkulator yang ada di Windows98 atau Win2000 juga WinXP, dapat diakses
melalui Start à Programs à Accessories à Calculator.
Kalkulator
yang standar memang sulit digunakan untuk membantu kalkulasi biner, oleh karena itu
pilih View à
Scientific untuk memperoleh
tampilan kalkulator scientific
yang dapat digunakan untuk perhitungan biner, seperti gambar berikut.
Dengan cara memindahkan
mode operasi ke bin, maka nilai yang ada akan berubah
menjadi binary. Pada
gambar contoh diperlihatkan nilai awal 15 desimal, dipindahkan menjadi 1111 binary.